Menurut Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI), Tumpek Krulut merupakan momen penting untuk memohon taksu, kekuatan spiritual yang menghidupkan seni tradisional Bali. Pada hari ini, pemujaan lebih difokuskan pada alat musik seperti gamelan, gong, dan gender.
Tumpek Krulut, atau dikenal juga sebagai Tumpek Lulut, dipercaya mampu menumbuhkan rasa cinta kasih dan kebahagiaan. Umat Hindu Bali merayakannya dengan menghaturkan banten berupa pejati, daman, tipat sirikan, dan pesucian di rong tiga, serta persembahan lainnya untuk memperkuat kasih sayang dan taksu dalam diri mereka.
Sebagai bagian dari ritual, umat Hindu di Bali juga memuja Tuhan dalam wujudnya sebagai Dewa Iswara. Tumpek Krulut menjadi momen penting untuk menguatkan spiritualitas dan memperkokoh nilai-nilai kasih sayang di tengah masyarakat Bali.
