Korupsi Tambang Timah Timbulkan Kerugian Negara Rp271 Triliun: Siapa 'Pemain Utama' dan Dampaknya pada Lingkungan?

Korupsi Tambang Timah Timbulkan Kerugian Negara Rp271 Triliun: Siapa 'Pemain Utama' dan Dampaknya pada Lingkungan
JAKARTA, INFODEWATA.COM -
Kasus dugaan korupsi penambangan timah ilegal di lahan milik PT Timah kembali mencuat ke permukaan dengan memperlihatkan potensi kerugian ekonomi negara yang mencapai angka yang menggemparkan: Rp271 triliun. Masyarakat Antikorupsi Indonesia (MAKI) mengungkap bahwa meskipun angka tersebut mengejutkan, "pemain utama" dalam kasus ini belum terlalu terpapar.

Koordinator MAKI, Boyamin Saiman, dalam pernyataannya menegaskan bahwa mereka memiliki bukti yang cukup untuk menyoroti keterlibatan seorang pengusaha dengan inisial RBS sebagai terduga penerima manfaat utama atau pihak yang paling diuntungkan dari kegiatan tambang ilegal tersebut.

Dalam perkembangan terbaru, Kejaksaan Agung telah memeriksa sosok yang diduga sebagai RBS, yaitu Robert Bonosusatya, karena adanya keterkaitan dengan PT Refined Bangka Tin. Namun, selama pemeriksaan yang berlangsung selama 13 jam tersebut, Robert memilih untuk bungkam ketika ditanya mengenai hubungannya dengan perusahaan tersebut serta tersangka Harvey Moeis.

Direktur Penyidik pada Jampidsus Kejaksaan Agung, Kuntadi, menjelaskan bahwa hingga saat ini belum terdapat bukti yang cukup untuk mengaitkan Robert Bonosusatya dengan kasus tersebut.

Sementara itu, LSM lingkungan Walhi Bangka Belitung menyoroti bahwa kerugian ekonomi negara dalam kasus penambangan timah ilegal di wilayah itu bisa jauh lebih besar dari angka yang disebutkan, mengingat kerusakan ekosistem di pesisir dan laut yang belum diakumulasi secara menyeluruh.

Dengan adanya perdebatan mengenai "pemain utama" dalam kasus ini serta dampak yang meluas pada lingkungan, kasus korupsi tambang timah ini terus menjadi sorotan tajam di tengah masyarakat, menandakan pentingnya penegakan hukum yang tegas dan transparan untuk mengatasi masalah korupsi yang merugikan negara serta alam.
Lebih baru Lebih lama